It's My Life: ” Billie Mengundurkan Diri”

« Home | February Kelabu nih... » | Pengeeeennnn..... » | afa kafhar dunhiaaaa??? » | cukup!!! » | It's FUNNNNN!!! » | Narsis day » | PR lagi nihhh » | Senaaaaaannnngg!!! » | 10 ciri2ku..hehehehe... » | Today is 27th September...nothing's so important a... »

” Billie Mengundurkan Diri”

Hari ini gue membaca buku ”Di atas Landasan ( On the Anvil)” karya Max Lucado. Sesuatu yang berkaitan dengan iman Kristen berbentuk kumpulan kisah kehidupan. Tapi satu kisah rasanya bisa gue bagi untuk semua orang. Kisah yang umum, sederhana, sering terjadi tapi begitu mengena.
Untuk diriku, teman, semua orang yang mungkin pernah merasakan suatu kehilangan besar atau kematian orang yang kita kasihi.

” Billie Mengundurkan Diri”

Pada suatu malam di tahun 1954, seorang wanita Billie Sicard menundurkan diri dari kehidupan. Tidak ada pemberitaan resmi, tidak ada surat-surat yang ditandatangani. Tetapi ia tetap mengundurkan diri. Demi alasan-alasan praktis, Billie memutuskan untuk tidak hidup lagi. Jiwanya mati di tahun 1954, tubuhnya di tahun 1979.

Pada malam di tahun 1954 itu, satu-satunya alasan bagi Billie untuk hidup meninggalkan dia, anak ibu ini, George, meninggal karena tumor otak. Kematian George kecil membuat Billie terperangah dalam kehampaan. Ia beumur 34 tahun waktu ia melahirkan George. Setelah suaminya meninggalkan dia, anaknya mengisi seluruh hidupnya. Ketika si anak meninggal, kematiannya menjadi kematian ibunya.

Billie berkecukupan. Billie tinggal di sebuah pulau eksklusif, Sunset Island di Miami sejak tahun 1937. Sesudah kematiannya, rumahnya dijual pada pelelangan seharga USD. 226.000. Namun semua itu tidak ada artinya bagi Billie. Hidupnya hanya bagi anaknya.

Orang mengatakan bahwa setelah George meninggal di sebuah Rumah Sakit di New York City, jenazahnya dibawa ke rumah ibunya dan dijaga terus semalam suntuk oleh ibunya. Setelah sehari di rumah ibunya, pemimpin perusahaan pemakaman datang untuk mengambil jenazah anak itu. Tetap Billie menolak untuk melepaskan dia. Beberapa hari lamanya ia berduka di balik pintu-pintu terkunci sebelum melepaskan anaknya.

Bagi Billie tidak ada artinya untuk berbelanja mengeluarkan uang ratusan dollar untuk membeli mainan bagi George. Pada tahun 1979 ketika jenazahnya ditemukan, mainan-mainan itu ditemukan juga, letaknya tepat sebagaimana ditinggalkan oleh anaknya. Tidak ada yang dibenahi, tidak ada yang dipindahkan. Selama 25 tahun Billie berkeliaran di rumah yang penuh mainan dengan hati yang penuh kenangan. Waktu rumah itu dijual setelah Billie meninggal, baju pramuka George masih tergantung di lemari jas di tingkat bawah. Di dinding terdapat gambar anak-anak dari kereta api yang digambar dengan krayon. Billie tidak pernah membersihkan dinding itu. Sandal Mickey Mouse milik George masih ada di sebuah pojok kamar tidurnya. Di garasi terdapat mobil Packard 1941, kado Billie kepada George pada ulang tahunnya kesepuluh.

Ketika Billie mengundurkan diri dari kehidupan, ia menjadi pertapa sosial. Pekarangannya menjadi seperti Hutan. Rumahnya menjadi sumber cerita-cerita setan dan dongeng-dongeng. Ia makan terlalu banyak. Ia mengundurkan diri. Ia tidak peduli.

Billie mengundurkan diri.

Hidupnya merupakan warisan bisu bagi kita semua. Manusia harus mempunyai sesuatu yang lebih besar dari kematian....Kalau tidak kematian akan mendaulat kita.

Post a Comment

PeSaN PeNdEkkU


wAkTu

WeB fAv

 ©

Aju's Templates 2006 for Blogger